Blog Ini Berisi Tentang Pembelajaran, Tips, Software, Aplikasi Android, Hiburan Dan Masih Banyak Lagi Seputar Tentang Dunia IT, Membahas Tuntas Dari Segala Pokok Permasalahan Yang Ada.

AMAN

Saturday, March 11, 2017

Makalah Ilmu Tauhid

Latar Belakang Kemunculan Ilmu Tauhid

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Inti dari ajaran agama islam adalah dalam kajian ketauhidan. Karena itu dalam berbagai kitab maupun buku ditegaskan bahwa kewajiban pertama seorang muslim adalah mempelajari tauhid. Dari kajian tauhid yang secara mendalam dan dibarengi dengan dalil naqli serta dalil aqli, maka umat islam diharapkan menjadi semakin kuat akidahnya.
Tauhid adalah mengesakan Allah  dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya. Kekhususan itu meliputi perkara Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma’ wa sifat. Tauhid sendiri berasal dari Bahasa Arab “ wahhada-yuwahhidu-tauhiidan”, artinya mengesakan atau menunggalkan dari sekian banyak yang ada. Adapun ilmu tauhid adalah ilmu yang mempelajari mengenai kepercayaan tentang Tuhan dengan segala segi-seginya, yang berarti termasuk didalamnya soal wujud-Nya, ke-Esaan-Nya, dan sifat-sifat-Nya. Syeh M. Abduh mengatakan bahwa, ilmu tauhid (ilmu kalam) adalah ilmu yang membicarakan wujud Tuhan, sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang boleh ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak  mungkin ada pada-Nya; membicarakan tentang Rosul, untuk menetapkan keutusan mereka, sifat-sifat yang boleh dipertautkankepada mereka, dan sifat-sifat yang tidak mungkin terdapat pada mereka (Hanafi, 2003: 2).

ilmu tauhid (ilmu kalam) ialah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan, sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang boleh ada pada-Nya; membicarakan tentang Rosul, untuk menetapkan keutusan mereka, sifat-sifat yang boleh dipertautkan kepada mereka, dan sifat-sifat yang tidak mungkin terdapat pada mereka.
Ilmu tauhid adalah sumber semua ilmu-ilmu keislaman, sekaligus yang terpenting dan paling utama. Allah SWT berfirman:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah.” (Q.S. Muhammad: 19)



1.2    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.Apa pentingnya latar belakang kemunculan ilmu tauhid ?
2.Bagaimana perkembangan pemikiran keagamaan pasca Rasulullah hingga daulah bani Abbas ?
3.Apa sajakah esensi perkembangan pemikiran keagamaan Islam pasca Rasulullah hingga bani Abbas ?

1.3  TUJUAN MASALAH
Adapun penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui pentingnya latar belakang kemunculan ilmu tauhid.
2.Untuk mengetahui tentang perkembangan pemikiran keagamaan pasca Rasulullah hingga Daulah Abbas.
3.Untuk mengetahui macam-macam esensi perkembangan pemikiran keagamaan Islam pasca Rasulullah hingga bani Abbas.















BAB II
PEMBAHASAN


2.1  PENTINGNYA LATAR BELAKANG KEMUNCULAN ILMU TAUHID

Latar Belakang Munculnya Ilmu Kalam / Ilmu Tauhid. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya Ilmu Kalam / ilmu tauhid dapat dibagi menjadi dua , yaitu faktor dari dalam ( intern) dan faktor dari luar ( extern).
A.    Faktor Intern
Faktor-faktor intern yang menyebabkan timbulnya ilmu kalam / ilmu tauhid ada tiga macam, yaitu:
1)Sesungguhnya Al-Qur’an itu sendiri disamping seruan dakwahNya kepada tauhid dan mempercayai kenabian dan hal-hal yang berhubungan dengannya juga menyinggung golongan-golongan dan agama, yang tersebar pada masa Nabi Muhammad SAW lalu Al-Qur’an itu menolaknya dan membatalkan pendapat-pendapatnya.
2)Sesungguhnya kaum muslimin telah selesai menaklukkan negeri-negeri baru , dan keadaan mulai stabil serta melimpah ruah rezekinya ,disinilah akal pikiran mereka mulai memfilsafatkan agama.
3)Sasalah – masalah politik dapat memunculkan madzhab-madzhab pemikiran di lingkungan Umat Islam, khususnya pada awal perkembangannya.Maka persoalan imamah (khilafain), menjafi persolan tersendiri dan khas yang menyebabkan perbedaan pendapat, bahkan perpecahan di lingkungan umat Islam. Permasalahan ini dimulai ketika ketika Rasulullah meninggal dunia serta peristiwa terbunuhnya usman dimana antara golongan yang satu dengan yang lain saling mengkafirkan dan menganggap golongannya yang paling benar.
B. Faktor Extern
Faktor-faktor extern ada tiga factor penting, yaitu:
1)Sesungguhnya kebanyakan orang-orang memeluk islam sesudah kemenangannaya , semula mereka  memeluk  berbagai agama , yaitu : Agama Yahudi,  Kristen,  Manu, Zoroaster,  Brahmana,  Sabiah,  Atheisme  dan lain-lain.
2)Sesungguhnya golongn islam yang terdahulu terutama golongan Mu’tazilah memutuskan perhatiannya yang terpenting adalah untuk dakwah islamiah dan bantahan alasan orang-orang yang memusuhi islam.
3)Faktor ketiga ini merupakan kelanjutan factor yang kedua. Yaitu sesungguhnya kebutuhan para mutakallimin terhadap filsafat itu adalah untuk mengalahkan ( mengimbangi ) musuh-musuhnya, mendebat mereka dengan mempergunakan alasan-alasan yang sama, maka mereka terpaksa mempelajari filsafat Yunani dalam mengambil manfaat logika, terutama dari segi Ketuhanan. Kita mengetahui An-Nadhami ( tokoh Mu’tazilah ) mempelajari filsafat Aristoteles dan menolak babarapa pendapat.

Adapun pentingnya latar belakang kemunculan ilmu tauhid dapat dijelaskan bahwa Ilmu ini membahas pokok-pokok keagamaan , yakni kepercayaan dan keyakinan kepada Tuhan. Dan dinamai Ilmu Aqa’id, karena dengan Ilmu ini seseorang dapat meyakini dalam hatinya secara mendalam dan mengingatkan dirinya hanya kepada Allah SWT. Sebagai Tuhan.4)
Dari pembahasan diatas tampak bahwa, pada intinya Ilmu Tauhid ialah Ilmu yang berbicara tentang bagaimana seseorang meyakini dan percaya hanya ada Tuhan yang satu, yang berkuasa atas segala sesuatu, sehingga Ilmu Tauhid ini adalah sebuah disiplin ilmu yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia, khususnya bagi umat beragama untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
Adapun yang menjadi objek kajian dari Ilmu Tauhid ini ialah Aqidah yang diterangkan dalil-dalilnya, yakni Aqidah yang dimaksud ialah pendapat dan pikiran atau anutan yang mempengaruhi jiwa manusia, lalu menjadi sebagai suatu bagian dari manusia itu sendiri yang dipertahankan dan di I’tiqadkan bahwa itu adalah benar. Oleh karenanya, Aqidah inilah yang menjadi dasar Aqidah Islamiyah.
Secara garis besar Ilmu Tauhid ialah Ilmu yang mempelajari bagaimana bertauhid dengan baik dan benar sesuai dengan petunjuk Al-Quran dan Hadist.Petunjuk Al-Quran dan Hadist inilah yang dikaji secara mendalam oleh para Ulama’.Namun karena pola pikir, latar belakang, metode pendekatan, dan sudut pandang yang berbeda, tentunya hasil dari pemikiran merekapun berbeda pula.Jangankan antar madzhab, di dalam satu madzhabpun perbedaan sering terjadi, sehingga munculah sekte-sekte.

Jalan yang paling aman dan dekat untuk mengenal Tuhan ialah dengan memperhatikan dan meneliti alam semesta. Al-Quran selalu mendorong manusia agar maumemperhatikan dan memikirkan apa yang ada dan terjadi di alam raya ini, bukan saja alam yang berada di luar dirinya, tetapi  juga apa yang ada dalam diri manusia itu sendiri.

2.2  PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PEMIKIRAN KEAGAMAAN PASCA ROSULULLAH HINGGA DAULAH BANI ABBASIYYAH.

1.      Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyiddin

A.    Perkembangan Islam Pada Masa Abu Bakar Ash Shiddiq

Ketika Rasulullah wafat, jabatan pemerintahan atau kekhalifahan umat Islam digantikan oleh seorang sahabat senior, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq. Beliau menjabat sebagai khalifah pertama menggantikan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Selama kekhalifahannya, permasalahan yang muncul sebagai berikut: Menumpas nabi palsu (Nabi-nabi palsu yang ingin menghancurkan Islam diantaranya.: Al- Aswad al Ansi, Thulaihah bin Thuwailid al Asadi, Malik bin Nuwairah, Musailamah al Kazab), Memberantas kaum murtad, Menghadapi kaum yang ingkar zakat dan Modifikasi Al-Qur’an.

Abu Bakar juga sempat mengadakan perluasan wilayah kekuasaan Islam ke berbagai daerah, terutama ke daerah Syiria yang masih dikuasai oleh pasukan Romawi Timur (Byzantium).Dalam usaha ke arah itu, Abu Bakar mengirim beberapa panglima dengan segenap pasukannya. Diantara panglima yang dikirim itu adalah: Yazid bin Abi Sufyan yang dikirim ke Damaskus, Abu Ubaidah bin Jarrah dikirim ke Himsho, Amr bin Ash dikirim ke Palestina dan Suranbil bin Hasanah dikirim ke Yordania.

Usaha perluasan kekuasaan ke wilayah Syiria ini, sebenarnya sudah dimulai sejak Nabi Muhammad SAW masih hidup di bawah pimpinan Usamah bin Zaid. Usaha itu sempat dihentikan, karena mendengar berita tentang wafatnya Rasulullah SAW.Kemudian usaha itu dilanjutkan kembali pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan kekuatan empat panglima tersebut di atas. Ditengah usaha penaklukan itu, pasukan Abu Ubaidah merasa kewalahan menghadapi pasukan Romawi Timur tersebut, lalu dikirimkan 1500 pasukan di bawah pimpinan Khalid bin Walid.

Perang berlangsung cukup lama, tetapi di tengah berkecamuknya peperangan melawan pasukan Romawi Timur itu, tiba-tiba terdengar berita tentang wafatnya Abu Bakar (tanggal 21 jumadil Akhir tahun 13 H / 22 Agustus 634 Masehi). Setelah pemerintahan 2 tahun 3 bulan 10 hari (11 – 13 / 632 – 634 M) . Kemudian kekhalifahan pun digantikan oleh sahabat Umar bin Khattab.


B.     Perkembangan Islam Pada Masa Umar bin Khattab

Seperti halnya Abu Bakar, Umar bin Khattab pun segera menggiatkan usaha perluasan kekuasaan Islam ke berbagai wilayah yang lebih luas lagi. Pertempuran demi pertempuran dapat dimenangkan dengan gemilang.Wilayah kekuasaan Islam pun semakin bertambah luas. Dalam pertempuran di Ajnadin tahun 16 H/636 M tentara Romawi dapat dipukul mundur, dan selanjutnya beberapa kota di pesisir pantai Syiria juga dapat dikuasai seperti Jaffa, Gizar, Ramlan, Typus, Arce, dan Askolan bahkan Bairut juga dapat ditundukkan pada tahun 18 H/638 M. Kota Bairut diserahkan sendiri oleh Patrik, penguasa Romawi di kota itu kepada Umar bin Khattab.
Selain ke Persia usaha perluasan juga di arahkan ke wilayah Mesir. Ketika itu bangsa asli Mesir, yakni suku Qibty (qobti) sedang mendapat serangan dari bangsa Romawi. Mereka sangat mengharapkan bantuan dari kaum Maslimin. Setelah berhasil menaklukkan Syiria dan Palestina. Khalifah Umar bin Khattab mengarahkan pasukannya yang berkekuatan komando panglima Mesir. Pasukan itu dibawah komando panglima Amr bin Ash.

Selain mengadakan perluasan wilayah kekuasaan Islam ke berbagai daerah. Khalifah Umar bin Khattab juga banyak berjasa dalam hal pembuatan undang-undang negara.

Peraturan perundang-undangan yang berisi tentang ketatanegaraan dan tata pemerintahan, dibentuk pada masa kekhalifahan ini.
Khalifah juga menetapkan penanggalan hijriah dan menetapkan perhitungan tahun baru, yaitu tahun hijriyah yang dimulai dari hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah (16 Juli 622 M).
Khalifah Umar bin Khattab juga membentuk beberapa dewan, yang diantaranya adalah Dewan Perbendaharaan Negara dan Dewan Militer. Lembaga Kejaksaan dan Dewan Pertimbangan Hukum juga dibentuk pada masa kekhalifahannya. Banyak hakim-hakim yang masyur pada masa itu, di antaranya Ali bin Abu Thalib.

C.     Perkembangan Islam Pada Masa Ustman bin Affan

Ketika khalifah Umar bin Khattab meninggal, pemerintahan diserahkan kepada Utsman bin Affan. Khalifah Ustman berjasa dalam pembukuan mushaf. Di masa khalifah ketiga ini juga terjadi upaya perluasan wilayah, terutama penaklukan ke Persia, Azerbeijan, Tabaristan dan Armenia. Penaklukan besar-besaran juga dilakukan pada masa khalifah Utsman bin Affan ini, apalagi setelah dibentuknya armada laut. Satu demi satu beberapa pulau di Asia kecil, pulau Cyprus, Rhodes Tunisia, Nubia, dan pesisir laut hitam.
Semakin hari, wilayah kekuasaan Islam semakin luas. Untuk menjaga stabilitas negara diadakan pengalaman yang ketat terhadap para pemberontak yang ketat terhadap para pemberontakan yang terjadi di berbagai daerah yang berontak itu, antara lain daerah di luar Azerbeijan, Iskiandariyah dan wilayah Persia. Meskipun sistem keamanan diperketat tetapi para pemberontak semakin marak di berbagai daerah penaklukkan. Apalagi setelah masyarakat Islam menilai bahwa khalifah Utsman bin Affan bersikap nepotisme (mementingkan kepentingan keluarga). Beliau  wafat pada hari Jum’at 18 Dzulhijjah 35 H(656 M). Setelah beliau wafat ke Khalifahan dipegang oleh sahabat Ali bin Abi Thalib ra .
                 

Sifatnya yang lemah lembut dan berhati sosial telah meninggalkan jasa yang tidak sedikit untuk kepentingan Islam, antara lain: Menyempurnakan pembukuan Al-Qur’an, Merenovasi bangunan Masjid Nabawi di Madinah ,


Membentuk angkatan laut atas usul Muawiyah bin Abu Sofyan, Membangun gedung-gedung pengadilan yang semula masjid-masjid, Menumpas pemberontakan-pemberontakn seperti di Khurasan dan Iskandariyah, Membagi wilayah Islam menjadi 10 Propinsi yang dipimpin oleh seorang Amir/Wali/Gubernur, meliputi: (Al Jund-Abdullah bin Rabi’ah, Basrah-Abu Musa bin Abdullah, Damaskus-Muawiyah bin Abu Sofyan, Emese-Umar bin Sa’ad, Bahrain-Usman bin Abil Ash, sha’a-Ja’la bin Munabbik, Taif-Sufyan bin Abdullah, Mesir-Amr bin Ash, Mekkah-Nafi’ bin Abdul Maris, dan Kuwait-Mughiroh bin Sya’bah), Ekspansi Islam, meliputi: Armenia, Tripoli, Thabaristan, Harah, Barkoh, Kabul, Ghanzah dan Turkistan.

D.    Perkembangan Islam Pada Masa Ali bin Abi Thalib

Ali Bin Abi Thalib adalah khalifah yang memiliki kelebihan tersendiri dalam sikap dan kepribadiannya.Ia adalah seorang pemberani dan tegas dalam melaksanakan sesuatu. Ia sangat mencintai keadilan dan kebenaran. Langkah pertama yang ia lakukan adalah mengganti para gubernur yang sebelumnya diangkat oleh khalifah Utsman bin Affan.

Akibat yang lebih jauh dari tindakan Ali bin Abi Thalib itu, muncullah beberapa golongan yang berdiri sendiri dan semuanya menyatakan menentang Ali bin Thalib. Diantara golongan itu adalah golongan Mu’awiyyah, golongan Aisyah, Zubair, dan Tholhah serta golongan yang setia kepada Ali sendiri.

Golongan-golongan itu mengakibatkan munculnya berbagai peperangan, seperti perang Jamal dan perang Shiffin.Terjadinya perang Jamal menyebabkan munculnya dua kelompok, yakni Khawarij dan Syi’ah. Khawarij adalah orang-orang yang semula setia kepada Ali bin Abi Thalib, tetapi kemudian ke luar dari barisan Ali bin Abi Thalib

setelah mereka merasa tidak puas dengan tindakan Ali bin Abi Thalib yang menghentikan peperangan untuk Tahkim. Tahkim adalah upaya penghentian perang dengan mengangkat Al-Qur’an tinggi-tinggi, agar kedua belah pihak yang bersengketa mau kembali kepada hukum Allah SWT. Syi’ah adalah kelompok yang tetap setia kepada Ali bin Abi Thalib.

Kebijaksanaan Ali bin Abi Thalib mengambil takhim, akhirnya membuat bumerang bagi dirinya, dan menghantarkan nyawanya melayang di tangan Ibnu Muljam pada pada 20 Ramadhan 41 H / 24 Januari 661 M. Umat Islam yang tetap setia kepada Ali, akhirnya mengangkat Hasan bin Ali menjadi khalifah selama beberapa bulan , tetapi ternyata beliau lemah sementara Mu’awiyah semakin kuat maka Hasan bin Ali membuat perjanjian damai. Setelah itu kepemimpinan digantikan oleh Mu’wiyah yang mencetuskan sistem pemerintahan yang absolut. Dengan demikian berakhir apa yang disebut dengan masa Khulafaur Rasyidin dan dimulailah kekuasaan Bani Umayah.

E.      Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umayyah

Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Ibu kota negara dipindahkan Muawiyah ke Damaskus, tempat ia berkuasa sebagai gubernur sebelumnya. khalifah-khalifah besar dinasti Bani Umayyah adalah : Muawiyah ibn Abi Sufyan [661-680 M], Abd al-Malik ibn Marwan [685-705 M], al-Walid ibn Abdul Malik[705-715 M], Umar ibn Abd al-Aziz [717-720 M] dan Hasyim ibn Abd al-Malik [724-743 M].
Kerajaan Bani Umayah dibagi menjadi 3 tahap yaitu: tahap kelahiran (661-705 M), zaman kemajuan dan pembangunan (705-724 M) dan zaman kehancuran (724-750 M). Pada zaman ini, masyarakat Islam tediri dari: golongan pemerintah, kaum Mawali, golongan Zimmi dan golongan hamba.
Pada masa Bani Umayyah, ekspansi dan da’wah Islam yang tehenti pada masa khalifah Usman ibn Affan dan Ali ibn Abi Thalib, dilanjutkan kembali oleh dinasti ini.  Perluasaan kekuasaan dan da’wah yang dilakukan dinasti Muawiyah, dimulai dari menguasai  Tunisia, kemudian  di sebelah timur.

Muawiyah menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus, Afganistan sampai ke Kabul, kota Bizantium dan Konstantinopel.  Ekspansi ketimur kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik dengan menguasai Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand, bahkan sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan .

Ada tiga hal yang mendorong Mu’awiyah melakukan penaklukan Byzantium, yaitu sebagai berikut:
1. Byzantium merupakan basis kekuatan Kristen ortodoks yang dianggap akan berbahaya bagi perkembangan Islam .
2. Orang-orang Byzantium suka mengadakan penyerangan terhadap kaum Muslimin .
3. Byzantium memiliki kekayaan alam yang amat melimpah ruah .
Dari perjalanan sejarah pemerintahan dan kekuasaan dinasti Bani Umayyah ini, ada beberapa faktor kelemahan yang menyebabkan dan membawa kehancuran dinasti tersebut. Faktor-faktor tersebut, antara lain :
• Sistem pemerintahan khalifah melalui garis keturunan .
• Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara [Bani Qays] dan Arabia Selatan [Bani Kalb] yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam
• Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana, sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan.
•  Penyebab utama tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib.

F.     Perkembangan Islam Pada Masa Bani Abbasiyah

Didirikan oleh Abdullah al-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin al-Abbas bin Abdul Muthalib (kakek Nabi SAW) dan kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang.

dari  tahun 132 H [750 M] sampai dengan 656 H [1258 M].  Pola pemerintahan yang dianut sesuai dengan perubahan pada politik, sosial, dan budaya. Periode Bani Abbas dibagi menjadi lima : Periode Pengaruh Persia pertama (750-847M), Periode pengaruh Turki pertama (847-945M), Periode kekuasaan Dinasti Bawah/Periode Persia kedua (945-1055M).

Periode kekuasaan Bani Saljuk/ Periode pengaruh Turki kedua (1055-1194M) dan Periode bebas dari pengaruh Dinasti lain (1194-1258M). Menurut beberapa literatur, ada beberapa sebab keruntuhan daulah Abbasyiah, yaitu :
a.       Mayoritas kholifah Abbasyiah periode akhir lebih mementingkan urusan pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.
b.      Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukan.
c.       Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok Arab dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.
d.      Perang salib yang memakan banyak korban .
2.3  ESENSI PERKEMBANGAN PEMIKIRAN KEAGAMAAN ISLAM PASKA ROSULULLAH HINGGA DAULAH BANI ABBASIYYAH

Pada pemerintahan masa sahabat (Khulafa ar-Rasyidin) kekuasaan Abu Bakar bersifat sentral. Sedangkan Khalifah Umar menduduki system pemerintahan yang menonjol,ia juga dijuluki peletak Dasar/Pembangun Negara Modern.
Pemerintahan Usman mengalami masa kemakmuran dan berhasil dalam beberapa tahun pertama pemerintahannya. Ia melanjutkan kebijakan-kebijakan Khalifah Umar. Pada separuh terkhir pemerintahannya,muncul kekeciwaan dan ketidak puasan di kalangan masyarakat karena ia mulai mengambil kebijakan yang berbeda dari sebelumnya, Usman mengangkat keluarganya (Bani Umayah) pada kedudukan yang tertinggi.

Melainkan masa Ali, ia ingin bercita-cita mengembalikan system pemerintahan yang sudah dilakukan oleh Usman untuk dirubah seperti masa pemerintahan Umar. Ali kemudian bertikad untuk mengganti semua gubernur yang tidak disenangi rakyat,tetapi Mua’wiyah gubernur Syria,menolaknya .Oleh karenanya khalifah Ali harus menghadapi kesulitan dengan Bani Umayah.

Pada masa dinasti Bani Umayyah, peradaban Islam mengalami perkembangan /kemajuan , yaitu:
1.Berhasil dalam memperluas daerah kekuasaan Islam ke berbagai penjuru dunia, seprti Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian kecil Asia, Persia, Afghanistan, Pakistan, Rukhmenia, Uzbekistan, dan Kirgis.
2.Islam mempengaruh kehidupan masyarakat luas.
3.Ilmu pengetahuan, antara lain: Ilmu Qiro’at, Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, Ilmu Kimia, dan kedokteran, Ilmu Sejarah, Ilmu Nahwu, dan sebagainya.


Perkembangan peradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah
Awal kekuasaan Dinasti Bani Abbas ditandai dengan pembangkangan yang dilakukan oleh Dinasti Umayah di Andalusia (Spanyol). Di satu sisi, Abd al-Rahman al-Dakhil bergelar amir (jabatan kepala wilayah ketika itu); sedangkan disisi yang lain, ia tidak tunduk kepada khalifah yang ada di Baghdad. Pembangkangan Abd al-Rahman al-Dakhil terhadap Bani Abbas mirip dengan pembangkangan yang dilakukan oleh muawiyah terhadap Ali Ibn Abi Thalib. Dari segi durasi, kekuasaan Dinasti Bani Abbas termasuk lama, yaitu sekitar lima abad.

Abu al-Abbas al-Safah (750-754 M) adalah pendiri dinasti Bani Abbas.Akan tetapi karena kekuasaannya sangat singkat, Abu ja’far al-Manshur (754-775 M) yang banyak berjasa dalam membangun pemerintahan dinasti Bani Abbas. Pada tahun 762 M, Abu ja’far al-Manshur memindahkan ibukota dari Damaskus ke Hasyimiyah .
kemudian dipindahkan lagi ke Baghdad dekat dengan Ctesiphon, bekas ibukota Persia. Oleh karena itu, ibukota pemerintahan Dinasti Bani Abbas berada di tengah-tengah bangsa Persia.
Abu ja’far al-Manshur sebagai pendiri muawiyah setelah Abu Abbas al-Saffah, digambarkan sebagai orang yang kuat dan tegas, ditangannyalah Abbasiyah mempunyai pengaruh yang kuat.

Pada masa pemerintahannya Baghdad sangatlah disegani oleh kekuasaan Byzantium.
Kekuasaan dinasti Bani Abbas atau khilafah Abbasiyah, melanjutkan kekuasaan dinasti Umayah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad saw. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) s.d 656 H (1258 M).
Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, social dan budaya. Berdasarkan pola pemerintahan dan pola politik itu para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode :

1.Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama.
2.Periode Kedua (232 H/847 M – 334 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki pertama.
3.Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah.Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
4.Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani sejak dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.
5.Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad.

KEMAJUAN DINASTI BANI ABBASYIAH
Setiap dinasti atau rezim mengalami fase-fase yang dikenal dengan fase pendirian, fase pembangunan dan kemajuan, fase kemunduran dan kehancuran.Akan tetapi durasi dari masing-masing fase itu berbeda-beda karena bergantung pada kemampuan penyelenggaraan pemerintahan yang bersangkutan.
Pada masa pemerintahan, masing-masing memiliki berbagai kemajuan dari beberapa bidang, diantaranya bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial.Pada masing-masing bidang memiliki kelebihan dan kekurangan.
1.   Bidang Politik
Walaupun demikian, dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri maupun dari luar. Gerakan-gerakan ini seperti sisa-sisa Bani Umayyah dan kalangan intern Bani Abbas, revolusi al-khawarij di Afrika utara, gerakan zindik di Persia, gerakan Syi’ah dan konflik antar bangsa serta aliran pemikiran keagamaan, semuanya dapat dipadamkan.
1.   Bidang Ekonomi
Pada masa al-Mahdi perekonomian mulai nmeningkat dengan peningkatan di sector pertanian, melalui irigasi dan peningkatan hasil pertambangan seperti perak, emas, tembaga dan besi.Terkecuali itu dagang transit antara timur dan barat juga banyak membawa kekayaan.Bahsrah menjadi pelabuhan yang penting.



1.   Bidang Sosial
Popularitas daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M) dan puteranya Al-Ma’mun (813-833 M).kekayaan yang banyak di manfaatkan Harun Al-Rasyid untuk keperluan social. Rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan farmasi didirikan.Pada masanya sudah terdapat paling tidak 800 orang dokter.Disamping itu pemandian-pemandian juga dibangun.Tingkat kemakmuran yang paling tinggi terwujud pada zaman khalifah ini, kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta kesusastraan berada pada zaman keemasannya.





BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Adapun pentingnya latar belakang kemunculan ilmu tauhid dapat dijelaskan bahwa Ilmu ini membahas pokok-pokok keagamaan , yakni kepercayaan dan keyakinan kepada Tuhan. Dan dinamai Ilmu Aqa’id, karena dengan Ilmu ini seseorang dapat meyakini dalam hatinya secara mendalam dan mengingatkan dirinya hanya kepada Allah SWT. Sebagai Tuhan.
Pada pemerintahan masa sahabat (Khulafa ar-Rasyidin) kekuasaan Abu Bakar bersifat sentral.Sedangkan Khalifah Umar menduduki system pemerintahan yang menonjol,ia juga dijuluki peletak Dasar/Pembangun Negara Modern.
Pemerintahan Usman mengalami masa kemakmuran dan berhasil dalam beberapa tahun pertama pemerintahannya.Ia melanjutkan kebijakan-kebijakan Khalifah Umar.Pada separuh terkhir pemerintahannya,muncul kekeciwaan dan ketidak puasan di kalangan masyarakat karena ia mulai mengambil kebijakan yang berbeda dari sebelumnya,Usman mengangkat keluarganya (Bani Umayah) pada kedudukan yang tertinggi.
Melainkan masa Ali,ia ingin bercita-cita mengembalikan system pemerintahan yang sudah dilakukan oleh Usman untuk dirubah seperti masa pemerintahan Umar.Ali kemudian bertikad untuk mengganti semua gubernur yang tidak disenangi rakyat,tetapi Mua’wiyah gubernur Syria,menolaknya.Oleh karenanya khalifah Ali harus menghadapi kesulitan dengan Bani Umayah.
Pada masa dinasti Bani Umayyah, peradaban Islam mengalami perkembangan/kemajuan , yaitu:

1.  Berhasil dalam memperluas daerah kekuasaan Islam ke berbagai penjuru dunia, seprti Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian kecil Asia, Persia, Afghanistan, Pakistan, Rukhmenia, Uzbekistan, dan Kirgis.
2.  Islam mempengaruh kehidupan masyarakat luas.
3.  Ilmu pengetahuan, antara lain: Ilmu Qiro’at, Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, Ilmu Kimia, dan kedokteran, Ilmu Sejarah, Ilmu Nahwu, dan sebagainya.

Dinasti Abbasiyah adalah suatu dinasti (Bani Abbas) yang menguasai daulat (negara) Islamiah pada masa klasik dan pertengahan Islam.Daulat Islamiah ketika berada di bawah kekuasaan dinasti ini disebut juga dengan Daulat Abbasiyah.Daulat Abbasiyah adalah daulat (negara) yang melanjutkan kekuasaan Daulat Umayyah.Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Abbas (Bani Abbas), paman Nabi Muhammad SAW.
Sejalan dengan berdirinya Dinasti Abbasyiah, ada beberapa kemajuan yang dicapai oleh Dinasti ini, diantaranya bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial.Selain itu juga setiap Dinasti bukan hanya mencapai kemajuan, tapi juga mendapat sebuah kehancuran.


3.2  SARAN
     Dengan penulisan makalah ini diharapkan pembaca:
1.      Memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang tauhid.
2.      Lebih mendekatkan diri kepada Allah ,Dapat menambah ilmu tentang pentingnya kemunculan ilmu tauhid dan perkembangan pemikiran keagamaan pasca Rasulullah hingga bani Abbas dan termasuk juga esensinya.










DAFTAR PUSTAKA

Ajid Thohir, PERKEMBANGAN PERADABAN DI KAWASAN DUNIA ISLAM, cet.1, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004)
Badri yatim, SEJARAH PERADABAN ISLAM, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008)
Nizar Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana,2011
Umam Chatibul, Sejarah Kebudayaan Islam MTs,Semarang: Menara Kudus, 1995
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,2001), h. 4

Rozak, Abdul, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam Untuk UIN STAIN PTAIS, Pustaka Setia, Badung, 2010.

Disusun Oleh : Anisa Habibah
: Lulut Dwi Ratna
:Faza Aulia
:Firda Nur Khasana
Study  : UIN WALISONGO


Share:

0 komentar:

Post a Comment

WELCOME

My Profil



Nama Saya : Lulut Dwi Ratna
I am Study in Universitas Islam Negeri Walisongo
My Instagram : @lulutdwiratna
My Channel Youtube lulutdwiratna Please Like Comment and Subscribe.

Followers

About Me

My photo
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Selamat datang diBlog saya, temukan informasi menarik yang anda butuhkan, hanya disini.

Wikipedia

Search results