Blog Ini Berisi Tentang Pembelajaran, Tips, Software, Aplikasi Android, Hiburan Dan Masih Banyak Lagi Seputar Tentang Dunia IT, Membahas Tuntas Dari Segala Pokok Permasalahan Yang Ada.

AMAN

Thursday, March 9, 2017

Aspek Pendidikan Islam


BEBERAPA ASPEK PENDIDIKAN ISLAM

A.    Hakikat Pendidikan Islam.
Pendidikan adalah sebuah keharusan dalam kehidupan manusia, education as a necessity of life, Menurut Dewey pendidikan adalah:”social continuity of life”pendidikan  merupakan proses pembaharuan keseluruhan struktur budaya,dan pengertian kedua memberikan pengertian bahwa pendidikan adalah proses yang mana keterampilan,seni dan ilmu pengetahuan dipelihara dan dikembangkan.
Hasan Langgulun pendidikan dapat dilihat dari tiga segi yaitu: Dari sudut Individu, pendidiksn adalah proses menampakkan (manifest) yang tersembunyi (latent) pada anak-anak.
Abdurrahman al-Banni dalam Madkhal Illa al-Tarbiyah, berpendapat bahwa pendidikan terdiri dari 4 unsur yaitu:
1. Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa
2.mengmbangkan seluruh potensi dan kesiapan yang bermacam-macam
3.mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kepada kebaikan dan kesempurnaan yang layak baginya
4.proses dilaksanakannya bertahap.

             Dalam bidang pertumbuhn akal (intelektual) pendidikan dapat menolong individu untuk meningkatkan, mengembangkan dan menumbuhkan kesedihan, bakat minat dan kemampuan akal yang dibutuhkan dalam hidupnya.
            Dalam bidang pertumbuhan Psilologis, pendidikan dpat menolong individu-individu mendidik dan menghaluskan perasaannya dan mengarahkannya kea rah kebaikan.
            Dalam bidang pertumbuhan spiritual dan moral, pendidikan yang baik dapat menolong individu menguatkan iman, akidah dan pengetahuan terhadap tuhannya , hukum-hukum, ajaran-ajaran dan moral agamanya.
Dalam pertumbuhan sosial Individu pendidikan memainkan peran utama dalam penyiapan kehidupan sosial individu yang berhasil dan produktif. Disamping itu pendidikan juga menolong dalam pertumbuhan masyarakat dari segi ekonomi, sosial budaya, spiritual dan politik.
B.     Asas-Asas Pendidikan Islam
Menurut Langgulung, pendidikan mempunyai asas-asas tempat ia tegak dalam materi, interaksi, inovasi dan cita-citanya. Asas asas tersebut adalah : Asas-asas historis yang mempersiapi si pendidik sengan hasil pengalaman masa lalu, dengan undang-undang dan peraturan-peraturannya ,batas-batas dan kekurangan-kekurangannya. Asas-asas sosial yang memberinya kerangka budaya dari mana bertolak dan bergerak:memindah budaya , memilih dan mengembangkannya.
Filsafat sebagai asas dalam pendidikan menempati posisi sentral dibanding dengan asas-asas lainnya.Filsafat pendidikan mempunyai beberapa fungsi yaitu:
1.      Fungsi spekulatif, yaitu: berusaha mengerti keseluruhan persoalan pendidikan dan mencoba memasukkannya dalam satu gambaran pokok sebagai pelengkap bagi data-data yang telah ada dari segi ilmiah.
2.      Fungsi Normatif, yaitu: filsafat sebagai penentu arah, pedoman untuk apa pendidikan itu. Asas ini tersimpul dalam tujuan pendidikan, jenis masyarakat apa yang ideal untuk di bina.
3.      Fungsi kritik, yaitu: berusaha member dasar bagi pengertian kritis rasional dalam pertimbangan dan menafsirkan data-data ilmiah
Fungsi teori bagi praktek yaitu: semua ide, konsepsi, analisa dan kesimpiulan-kesimpulan filsafat dan teori. Fungsi Integratif, yaitu: filsafat sebagai pemandu fungsional semua nilai dan asas normatif dalam ilmu pendidikan.
An-Nahlawi menampilkan tiga asas pendidikan islamnya, yaitu: Asas ideal yang mencakup pandangan Islam tentang manusia, alam dan kehidupan. Asas Ta’abbudiyah, dan Asas Tasyri’.  An-Nahlawi dalam merumuskan konsep asas-asas pendidikan Islam terkait erat secara langsung dengan ajaran normative agama islam, sedangkan Hasan lunggulung sangat memperhatikan pendidikan Islam dan pengetahuan lainnya dengan tetap mendudukkan ajaran islam sebagai sumber rujukan.
C.    Tujuan Pendidikan Islam
Secara definitif dapat di jelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah : perubahan yang diinginkan, yang diusahakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya , baik pada tingkah laku individu dan pada kehidupan pribadinya atau pada kehidupan masyarakat dan pada alam sekitar.
Tujuan pendidikan sangat terkait dengan nilai karena pendidikan mengandung pilihan ini sudah tentu berkaitan rapat dengan nilai-nilai
Menurut Mohd Labib el Najihy, nilai-nilai yang menjadi dasar tujuan pendidikan yaitu membimbing proses pendidikan berbeda dalam jenisnya,
Tujuan pendidikan islam di bagi kedalam 3 kategori yaitu:
(1) Tujuan Umum yaitu: perubahan-perubahan yang dikehendaki, yang dikehendaki pendidik untuk mencapainya.
(2) Tujuan khusus yaitu: perubahan-perubahan yang diinginkan yang merupakan bagian yang termasuk dibawah tiap tujuan umum pendidikan. Tujuan ini mwrupakan realisasi dari pengetahuan, keterampilan, pola-pola tingkah laku, sikap, nilai-nilai dan kebiasaan yang terkandung dalam tujuan akhir dan umum.
(3)Tujuan akhirTujuan ini tidak terbatas pada suatu lembaga pendidikan tertentu, tujuan ini memiliki jangkauan yang sangat jauh sehingga rumusannya sangat terlihat abstrak dan tidak normal.

D.    Guru Dalam Pendidikan Islam
Kata guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang mengajar, dalam bahasa inggris teacher yang berarti pengajar. Sedangkan dalam bahasa Arab istilah yang menunjuk kepada pengertian guru lebih banyak lagi, seperti al ‘alim (jamak ulama) atau al-mu’alim yang berarti orang yang memiliki pengetahuan, al-mudarris yang bermakna orang yang mengajar atau orang yang memberi pelajaran.
Menurut Munir Muursi untuk menjadi seorang guru dibutuhkan beberapa persyaratan diantaranya :
(1) umur harus sudah dewasa
(2) harus sehat jasmani dan rohani,
(3) menguasai bidang ilmu yang diajarkan dan menguasai ilmu mendidik
(4) harus berkepribadian muslim.

Menurut Al-Abrasyi orang yang menjadi guru harus mempunyai sifat-sifat yaitu: Zuhud: tidak mengutamakan materi, mengajar dilakukan hanya mencari riidha Allah, Bersih tubuhnya: tampilan lahiriahnya menyenangkan, Bersih jiwanya, Tidak ria, Tidak memendam rasa dengki dan iri hati, Tidak menyenang permusuhan, Ihlas dalam melaksanakan tugas, Sesuai perkataan dan perbuatan, Tidak malu mengakui ketidaktahuan, Bijaksana, Tegas dalam perkataan dan perbuatan tetapi tidak kasar, Rendah hati/tidak sombong, Lemah lembut, Sabar, Berkepribadian, Pemaaf, Tidak merasa rendah diri, Memahami karakter murid,mencakup pembawaan, kebiasaan, perasaan, dan pemikiran.
Guru adalah pendidik professional yang harus melaksanakan tugasnya secara professional, termasuk uru di madrasah, karena tugas guru madrasah sangat kompleks dan tidak mudah, karena guru madrasah adalah manusa yang memiliki tugas untuk memanusiakan manusia.
E.     Murid dalam Pendidikan Islam
Dalam pendidikan Islam setiap anak atau murid itu dilahirkan dengan membawa fitrah, yakni suatu kecenderungan bawaan alamiah terhadap yang baik, dan ketundukan pada Tuhan Yang Maha Esa.Fitrah juga di fahami sebagai suatu kemampuan dasar berkembang manusia. Menurut teori fitrah, didalam diri manusia itu terkandung berbagai komponen psikologis yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menyempurnakan bagi hidup manusia.
Murid adalah subjek utama dalam keseluruhan sistem pendidikan islam kapanpun dan dimanapun.
Murid dalam pandangan psikologi adalah manusia yang memiliki potensi, bukan sebaiknya manusia yang tidak memiliki apa-apa atau tidak tau apa-apa.
Beriku definisi murid menurut beberapa ahli :
1.      Menurut Daniel Goleman, manusia itu memiliki kecerdasan emosional yang mana menurutnya kecerdasan emosional sangat menentekan keberhasilan seseorang.
2.      Sedangkan menurut Danah Zohar dan Lan Marshal manusia (murid) memiliki kecerdasan spiritual.
3.      Menurut Howard Gardner murid itu memiliki 8 jenis kecerdasan yang disebutnya sebagai multliple intelligence.
Murid adalah organism yang sedang berkembang dan sama sekali bukanlah orang dewasa dalam bentuk mini.
Menurut Iman Al-Ghazali yang di kutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman bahwa untuk dapat berhasil dalam menempuh peendidikannya, hendaknya setiap murid memiliki 10 sifat utama.
Menurut Iman Zarnudji dalam kitabnya Ta’limul al-Muta’alim al-Thariq al-Ta’alum, seorang murid apabila ingin berhasil dalam memperoleh  ilmu maka ia harus memenuhi 6 faktor yaitu: Kecerdasan, cinta kepada ilmu, kesabaran, petunjuk guru, masa yang lama, selain itu seorang murid jika ingin berhasil maka ia harus bersungguh-sungguh. Menurutnya kunci dari keberhasilan seorang murid adalah dengan belajar secara sungguh-sungguh.
F.     Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan Islam
            Dalam proses pembelajaran dibutuhkan 5 komponen utama yaitu:
(1) Tujuan pembelajaran
(2) materi atau bahan pembelajaran,
(3) metode atau strategi pembelajaran
(4) media atau alat bantu pembelajaran, dan
(5) penilaian atau evaluasi penilaian.

Adapun suatu pembelajaran dikatakan memiliki keunggulan atau efektif apabila memenuhi paling tidak 3 persyaratan yaitu:
(1)dapat melayani semua anak didik
(2) semua anak didik mendapatkan pengalaman belajar yang semaksimal mungkin
(3) walaupun semua anak didik mendapatkan pengalaman maksimal, trtapi prosesnya sangat berfariasi tergantung pada tingkat kemampuan dan karakteristik anak didik yang bersangkutan.
            Para praktisi pembelajaran dan para ahli pendidikan /psikologi belajar, telah merekomendasikan beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu dan keunggulan atau efektifitas pembelajaran, diantaranya:

(1) Web Based Learning (WBL)
(2) Contextual Teaching and Learning (CTL),
(3) Quantum Teaching and Learning (QTL),
(4) Accelerated Learning (AL),
(5) Student Centered Learning (SCL),
(6) Joyful Learning(JL),
(7) Active Learning (AL),
(8) Cooperatif Learning (CL),
(9) Multiple Intelligences Based Teaching and Learning (MIBTL),
(10) Problem Solfing Based Learning (PSBL),
(11) Inquiry Based Learning (IBL), dll sebagainya.

            Tujuan utama dari sebuah proses pembelajaran adalah membelajarkan anak didik, oleh karenanya keberhasilan prosses pembelajaran tidak diukur dari sejauh mana anak didik menguasai materi pelajaran, akan tetapi diukur dari sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar, untuk mengubah tingkah laku anak didik sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
G.    Kurikulum Pendidikan Islam
Secara Etimologis, kurikulum diambil dari bahasa Latin yang berarti: berlari cepat, menjalani suatu pengalaman yang tanpa henti, gelanggang dan lain-lain.dalam bahasa Yunani berarti: jarak yang harus ditempuh. Secara Terminologis, Saylor dan Alexander dalam bukunya Curriculum for Better Teaching and Learning memberikan batasan kurikulum yaitu: Kurikulum merupakan segala usaha sekolah untuk mempengaruhisiswa dalam belajar baik dilaksanakan di dalam ruang kelas, dihalaman sekolah, maupun diluar sekolah.
Hilda Taba mendefinisikan kurikulum dengan lebih cenderung pada metodologi, yaitu: cara mempersiapkan manusia(didik) untuk berpartisipasi  sebagai anggota sebagai anggota yang produktif dari sudut budaya.
Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, kurikulum adalah sebagai jalan terang yang dilalui pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididiknya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.
Syaibani, kurikulum merupakan upaya pengembangan manusia dalam hal ini anak didik dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
Kurikulum mempunyai 4 unsur atau aspek utama yaitu:
(1) Tujuan-tujuan yang dicapai oleh pendidikan itu
(2) Pengetahuan, informasi-informasi, data-data, aktifitas-aktifitas, dan pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum itu,
(3) Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan membawa mereka kea rah yang dikehendaki oleh kurikulum
(4) Metode dan cara penilaian yang digunakan untuk mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan oleh kurikulum.

a.      Komponen kurikulum
Kurikulum mengandung beberapa komponen yaitu: Tujuan, isi, metode atau proses belajar mengajar, dan evaluasi
Kurikulum menurut Al-Syahroni adalah termasuk aspek utama dalam proses pendidikan yang mendapat kecaman keras dan ditunjukkan cacat cela dan aspek-aspek kekurangannya, dan ingin dikembangkan, diperhatikan, diperbaiki dan, diubah konsepnya.
b.      Tujuan kurikulum
Tujuan kurikulum pada hakekatnya adalah tujuan setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik.
Rumusan tujuan kurikulum harus terlebih dahulu ditetapkan sebelum menyusun isi kurikulum, metode, dan evaluasi kurikulum. Tujuan berfungsi menentukan arah dan corak kegiatan pendidikan, Tujuan akan menjadi indicator dari keberhasilan pelaksanaan pendidikan, tujuan menjadi pegangan dalam setiap usaha dan tindakan dari para pelaksana pendidikan.
c.       Isi Kurikulum
Isi atau materi kurikulum (pendidikan)ini dalam disiplin ilmu pendidikan modern meliputi 3 jenis yaitu : ilmu pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan nilai-nilai (afektif)
Kandungan atau isi kurikulum dalam pendidikan Islam perlu dipadukan karena pertama, diharapkan melalui kurikulum terpadu akan keluar manusia-manusia yang mempunyai pengamatan yang terpadu mengenai realitas, kedua, ahi-ahli psikologi berpendapat bahwa pemaduan kurikulum dapat menghasilkan manusia yang memiliki personality yang terpadu ,ketiga, dari suatu sudut pandang sosiologi diharapkan bahwa melalui kandungan kurikulum yang terpadu itu akan timbul perpaduan dikalangan masyarakat baik secara vertical ataupun horizontal.
d.      Metode Pembelajaran
Metode pengajaran adalah suatu cara menyampaikan pesan-pesan yang terkandung dalam kurikulum.
Metode adalah cara , yang didalam fungsinya merupakan alat mencapai suatu tujuan. Makin baik metode yang di gunakan semakin efektif pula pencapaian tujuan.
Metode dalam penerapannya dipengaruhi oleh banyak factor misalnya:murid atau pelajar, tujuan, situasi, fasilitas, dan guru atau pengajar.
e.       Evaluasi Pembelajaran
Kegiatan evaluasi sangat penting untuk mengatur sejauh mana keberhasilan siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar.

Yang perlu diperhatikan dengan evaluasi dalam pendidikan islam adalah karena tujuan pendidikan memiliki keistimewaan untuk menyembah dan berbakti kepada Allah sepanjang hayat. Maka criteria penilaian juga harus berlainan dengan pendidikan dari falsafah-falsafah lain. Penilaian dalam pendidikan muslim menurutnya, tidak semestinya bersifat materialistik, artinya ganjaran materi jangan terlalu diutamakan kalaupun dipergunakan harus ditunjukkan bahwa hanyalah sebagai alat bukan tujuan.


Sumber        : Buku Filsafat Pendidikan Islam
Pengarang    : Dr. Mahfud Junaedi,M.Ag
Deskripsi     : Ringkasan Filsafat Pendidikan Islam
Share:

0 komentar:

Post a Comment

WELCOME

My Profil



Nama Saya : Lulut Dwi Ratna
I am Study in Universitas Islam Negeri Walisongo
My Instagram : @lulutdwiratna
My Channel Youtube lulutdwiratna Please Like Comment and Subscribe.

Followers

About Me

My photo
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Selamat datang diBlog saya, temukan informasi menarik yang anda butuhkan, hanya disini.

Wikipedia

Search results