BEBERAPA ASPEK
PENDIDIKAN ISLAM
A.
Hakikat Pendidikan Islam.
Pendidikan adalah
sebuah keharusan dalam kehidupan manusia, education as a necessity of life, Menurut
Dewey pendidikan adalah:”social continuity of life”pendidikan merupakan proses pembaharuan keseluruhan
struktur budaya,dan pengertian kedua memberikan pengertian bahwa pendidikan
adalah proses yang mana keterampilan,seni dan ilmu pengetahuan dipelihara dan
dikembangkan.
Hasan Langgulun
pendidikan dapat dilihat dari tiga segi yaitu: Dari sudut Individu, pendidiksn
adalah proses menampakkan (manifest) yang tersembunyi (latent) pada anak-anak.
Abdurrahman al-Banni
dalam Madkhal Illa al-Tarbiyah, berpendapat bahwa pendidikan terdiri dari 4
unsur yaitu:
1. Menjaga dan
memelihara fitrah anak menjelang dewasa
2.mengmbangkan seluruh
potensi dan kesiapan yang bermacam-macam
3.mengarahkan
seluruh fitrah dan potensi menuju kepada kebaikan dan kesempurnaan yang layak
baginya
4.proses
dilaksanakannya bertahap.
Dalam bidang pertumbuhn akal (intelektual)
pendidikan dapat menolong individu untuk meningkatkan, mengembangkan dan
menumbuhkan kesedihan, bakat minat dan kemampuan akal yang dibutuhkan dalam
hidupnya.
Dalam
bidang pertumbuhan Psilologis, pendidikan dpat menolong individu-individu
mendidik dan menghaluskan perasaannya dan mengarahkannya kea rah kebaikan.
Dalam
bidang pertumbuhan spiritual dan moral, pendidikan yang baik dapat menolong
individu menguatkan iman, akidah dan pengetahuan terhadap tuhannya ,
hukum-hukum, ajaran-ajaran dan moral agamanya.
Dalam pertumbuhan
sosial Individu pendidikan memainkan peran utama dalam penyiapan kehidupan
sosial individu yang berhasil dan produktif. Disamping itu pendidikan juga
menolong dalam pertumbuhan masyarakat dari segi ekonomi, sosial budaya,
spiritual dan politik.
B.
Asas-Asas Pendidikan Islam
Menurut Langgulung,
pendidikan mempunyai asas-asas tempat ia tegak dalam materi, interaksi, inovasi
dan cita-citanya. Asas asas tersebut adalah : Asas-asas historis yang mempersiapi
si pendidik sengan hasil pengalaman masa lalu, dengan undang-undang dan
peraturan-peraturannya ,batas-batas dan kekurangan-kekurangannya. Asas-asas
sosial yang memberinya kerangka budaya dari mana bertolak dan bergerak:memindah
budaya , memilih dan mengembangkannya.
Filsafat sebagai asas
dalam pendidikan menempati posisi sentral dibanding dengan asas-asas
lainnya.Filsafat pendidikan mempunyai beberapa fungsi yaitu:
1.
Fungsi spekulatif, yaitu: berusaha
mengerti keseluruhan persoalan pendidikan dan mencoba memasukkannya dalam satu
gambaran pokok sebagai pelengkap bagi data-data yang telah ada dari segi
ilmiah.
2.
Fungsi Normatif, yaitu: filsafat sebagai
penentu arah, pedoman untuk apa pendidikan itu. Asas ini tersimpul dalam tujuan
pendidikan, jenis masyarakat apa yang ideal untuk di bina.
3.
Fungsi kritik, yaitu: berusaha member
dasar bagi pengertian kritis rasional dalam pertimbangan dan menafsirkan
data-data ilmiah
Fungsi teori bagi
praktek yaitu: semua ide, konsepsi, analisa dan kesimpiulan-kesimpulan filsafat
dan teori. Fungsi Integratif, yaitu: filsafat sebagai pemandu fungsional semua
nilai dan asas normatif dalam ilmu pendidikan.
An-Nahlawi menampilkan
tiga asas pendidikan islamnya, yaitu: Asas ideal yang mencakup pandangan Islam
tentang manusia, alam dan kehidupan. Asas Ta’abbudiyah, dan Asas Tasyri’. An-Nahlawi dalam merumuskan konsep asas-asas
pendidikan Islam terkait erat secara langsung dengan ajaran normative agama
islam, sedangkan Hasan lunggulung sangat memperhatikan pendidikan Islam dan
pengetahuan lainnya dengan tetap mendudukkan ajaran islam sebagai sumber
rujukan.
C.
Tujuan Pendidikan Islam
Secara definitif dapat
di jelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah : perubahan yang diinginkan, yang
diusahakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya ,
baik pada tingkah laku individu dan pada kehidupan pribadinya atau pada
kehidupan masyarakat dan pada alam sekitar.
Tujuan pendidikan
sangat terkait dengan nilai karena pendidikan mengandung pilihan ini sudah
tentu berkaitan rapat dengan nilai-nilai
Menurut Mohd Labib el
Najihy, nilai-nilai yang menjadi dasar tujuan pendidikan yaitu membimbing
proses pendidikan berbeda dalam jenisnya,
Tujuan pendidikan islam di bagi kedalam
3 kategori yaitu:
(1) Tujuan Umum yaitu:
perubahan-perubahan yang dikehendaki, yang dikehendaki pendidik untuk
mencapainya.
(2) Tujuan khusus yaitu:
perubahan-perubahan yang diinginkan yang merupakan bagian yang termasuk dibawah
tiap tujuan umum pendidikan. Tujuan ini mwrupakan realisasi dari pengetahuan,
keterampilan, pola-pola tingkah laku, sikap, nilai-nilai dan kebiasaan yang
terkandung dalam tujuan akhir dan umum.
(3)Tujuan akhirTujuan ini tidak terbatas
pada suatu lembaga pendidikan tertentu, tujuan ini memiliki jangkauan yang
sangat jauh sehingga rumusannya sangat terlihat abstrak dan tidak normal.
D.
Guru Dalam Pendidikan Islam
Kata guru berasal dari
bahasa Indonesia yang berarti orang yang mengajar, dalam bahasa inggris teacher
yang berarti pengajar. Sedangkan dalam bahasa Arab istilah yang menunjuk kepada
pengertian guru lebih banyak lagi, seperti al ‘alim (jamak ulama) atau
al-mu’alim yang berarti orang yang memiliki pengetahuan, al-mudarris yang
bermakna orang yang mengajar atau orang yang memberi pelajaran.
Menurut Munir Muursi
untuk menjadi seorang guru dibutuhkan beberapa persyaratan diantaranya :
(1) umur harus sudah
dewasa
(2) harus sehat jasmani
dan rohani,
(3) menguasai bidang
ilmu yang diajarkan dan menguasai ilmu mendidik
(4) harus
berkepribadian muslim.
Menurut Al-Abrasyi
orang yang menjadi guru harus mempunyai sifat-sifat yaitu: Zuhud: tidak
mengutamakan materi, mengajar dilakukan hanya mencari riidha Allah, Bersih
tubuhnya: tampilan lahiriahnya menyenangkan, Bersih jiwanya, Tidak ria, Tidak
memendam rasa dengki dan iri hati, Tidak menyenang permusuhan, Ihlas dalam
melaksanakan tugas, Sesuai perkataan dan perbuatan, Tidak malu mengakui
ketidaktahuan, Bijaksana, Tegas dalam perkataan dan perbuatan tetapi tidak
kasar, Rendah hati/tidak sombong, Lemah lembut, Sabar, Berkepribadian, Pemaaf,
Tidak merasa rendah diri, Memahami karakter murid,mencakup pembawaan,
kebiasaan, perasaan, dan pemikiran.
Guru adalah pendidik professional yang
harus melaksanakan tugasnya secara professional, termasuk uru di madrasah, karena
tugas guru madrasah sangat kompleks dan tidak mudah, karena guru madrasah
adalah manusa yang memiliki tugas untuk memanusiakan manusia.
E.
Murid dalam Pendidikan Islam
Dalam pendidikan Islam setiap anak atau
murid itu dilahirkan dengan membawa fitrah, yakni suatu kecenderungan bawaan
alamiah terhadap yang baik, dan ketundukan pada Tuhan Yang Maha Esa.Fitrah juga
di fahami sebagai suatu kemampuan dasar berkembang manusia. Menurut teori
fitrah, didalam diri manusia itu terkandung berbagai komponen psikologis yang
satu sama lain saling berkaitan dan saling menyempurnakan bagi hidup manusia.
Murid adalah subjek
utama dalam keseluruhan sistem pendidikan islam kapanpun dan dimanapun.
Murid dalam pandangan
psikologi adalah manusia yang memiliki potensi, bukan sebaiknya manusia yang
tidak memiliki apa-apa atau tidak tau apa-apa.
Beriku definisi murid
menurut beberapa ahli :
1. Menurut
Daniel Goleman, manusia itu memiliki kecerdasan emosional yang mana menurutnya
kecerdasan emosional sangat menentekan keberhasilan seseorang.
2. Sedangkan
menurut Danah Zohar dan Lan Marshal manusia (murid) memiliki kecerdasan
spiritual.
3. Menurut
Howard Gardner murid itu memiliki 8 jenis kecerdasan yang disebutnya sebagai
multliple intelligence.
Murid adalah organism
yang sedang berkembang dan sama sekali bukanlah orang dewasa dalam bentuk mini.
Menurut Iman Al-Ghazali
yang di kutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman bahwa untuk dapat berhasil dalam
menempuh peendidikannya, hendaknya setiap murid memiliki 10 sifat utama.
Menurut Iman Zarnudji
dalam kitabnya Ta’limul al-Muta’alim al-Thariq al-Ta’alum, seorang murid
apabila ingin berhasil dalam memperoleh
ilmu maka ia harus memenuhi 6 faktor yaitu: Kecerdasan, cinta kepada
ilmu, kesabaran, petunjuk guru, masa yang lama, selain itu seorang murid jika
ingin berhasil maka ia harus bersungguh-sungguh. Menurutnya kunci dari
keberhasilan seorang murid adalah dengan belajar secara sungguh-sungguh.
F.
Strategi Pembelajaran dalam
Pendidikan Islam
Dalam
proses pembelajaran dibutuhkan 5 komponen utama yaitu:
(1) Tujuan pembelajaran
(2) materi atau bahan pembelajaran,
(3) metode atau strategi pembelajaran
(4) media atau alat bantu pembelajaran,
dan
(5) penilaian atau evaluasi penilaian.
Adapun suatu pembelajaran dikatakan
memiliki keunggulan atau efektif apabila memenuhi paling tidak 3 persyaratan
yaitu:
(1)dapat melayani semua anak didik
(2) semua anak didik mendapatkan
pengalaman belajar yang semaksimal mungkin
(3) walaupun semua anak didik
mendapatkan pengalaman maksimal, trtapi prosesnya sangat berfariasi tergantung
pada tingkat kemampuan dan karakteristik anak didik yang bersangkutan.
Para
praktisi pembelajaran dan para ahli pendidikan /psikologi belajar, telah
merekomendasikan beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan mutu dan keunggulan atau efektifitas pembelajaran, diantaranya:
(1) Web Based Learning (WBL)
(2) Contextual Teaching and Learning
(CTL),
(3) Quantum Teaching and Learning (QTL),
(4) Accelerated Learning (AL),
(5) Student Centered Learning (SCL),
(6) Joyful Learning(JL),
(7) Active Learning (AL),
(8) Cooperatif Learning (CL),
(9) Multiple Intelligences Based
Teaching and Learning (MIBTL),
(10) Problem Solfing Based Learning
(PSBL),
(11) Inquiry Based Learning (IBL), dll
sebagainya.
Tujuan
utama dari sebuah proses pembelajaran adalah membelajarkan anak didik, oleh
karenanya keberhasilan prosses pembelajaran tidak diukur dari sejauh mana anak
didik menguasai materi pelajaran, akan tetapi diukur dari sejauh mana siswa
telah melakukan proses belajar, untuk mengubah tingkah laku anak didik sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai.
G.
Kurikulum Pendidikan Islam
Secara Etimologis, kurikulum diambil
dari bahasa Latin yang berarti: berlari cepat, menjalani suatu pengalaman yang
tanpa henti, gelanggang dan lain-lain.dalam bahasa Yunani berarti: jarak yang
harus ditempuh. Secara Terminologis, Saylor dan Alexander dalam bukunya
Curriculum for Better Teaching and Learning memberikan batasan kurikulum yaitu:
Kurikulum merupakan segala usaha sekolah untuk mempengaruhisiswa dalam belajar
baik dilaksanakan di dalam ruang kelas, dihalaman sekolah, maupun diluar
sekolah.
Hilda Taba
mendefinisikan kurikulum dengan lebih cenderung pada metodologi, yaitu: cara
mempersiapkan manusia(didik) untuk berpartisipasi sebagai anggota sebagai anggota yang
produktif dari sudut budaya.
Omar Mohammad al-Toumy
al-Syaibany, kurikulum adalah sebagai jalan terang yang dilalui pendidik atau
guru latih dengan orang-orang yang dididiknya untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap mereka.
Syaibani, kurikulum
merupakan upaya pengembangan manusia dalam hal ini anak didik dalam bidang
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Kurikulum mempunyai 4
unsur atau aspek utama yaitu:
(1) Tujuan-tujuan yang
dicapai oleh pendidikan itu
(2)
Pengetahuan, informasi-informasi, data-data, aktifitas-aktifitas, dan
pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum itu,
(3)
Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan
membawa mereka kea rah yang dikehendaki oleh kurikulum
(4)
Metode dan cara penilaian yang digunakan untuk mengukur dan menilai kurikulum
dan hasil proses pendidikan yang direncanakan oleh kurikulum.
a. Komponen
kurikulum
Kurikulum mengandung
beberapa komponen yaitu: Tujuan, isi, metode atau proses belajar mengajar, dan
evaluasi
Kurikulum menurut
Al-Syahroni adalah termasuk aspek utama dalam proses pendidikan yang mendapat
kecaman keras dan ditunjukkan cacat cela dan aspek-aspek kekurangannya, dan
ingin dikembangkan, diperhatikan, diperbaiki dan, diubah konsepnya.
b. Tujuan
kurikulum
Tujuan kurikulum pada hakekatnya adalah
tujuan setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik.
Rumusan tujuan
kurikulum harus terlebih dahulu ditetapkan sebelum menyusun isi kurikulum,
metode, dan evaluasi kurikulum. Tujuan berfungsi menentukan arah dan corak
kegiatan pendidikan, Tujuan akan menjadi indicator dari keberhasilan
pelaksanaan pendidikan, tujuan menjadi pegangan dalam setiap usaha dan tindakan
dari para pelaksana pendidikan.
c. Isi
Kurikulum
Isi atau materi
kurikulum (pendidikan)ini dalam disiplin ilmu pendidikan modern meliputi 3
jenis yaitu : ilmu pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan
nilai-nilai (afektif)
Kandungan atau isi
kurikulum dalam pendidikan Islam perlu dipadukan karena pertama, diharapkan
melalui kurikulum terpadu akan keluar manusia-manusia yang mempunyai pengamatan
yang terpadu mengenai realitas, kedua, ahi-ahli psikologi berpendapat bahwa
pemaduan kurikulum dapat menghasilkan manusia yang memiliki personality yang
terpadu ,ketiga, dari suatu sudut pandang sosiologi diharapkan bahwa melalui
kandungan kurikulum yang terpadu itu akan timbul perpaduan dikalangan
masyarakat baik secara vertical ataupun horizontal.
d. Metode
Pembelajaran
Metode pengajaran
adalah suatu cara menyampaikan pesan-pesan yang terkandung dalam kurikulum.
Metode adalah cara ,
yang didalam fungsinya merupakan alat mencapai suatu tujuan. Makin baik metode
yang di gunakan semakin efektif pula pencapaian tujuan.
Metode dalam
penerapannya dipengaruhi oleh banyak factor misalnya:murid atau pelajar,
tujuan, situasi, fasilitas, dan guru atau pengajar.
e. Evaluasi
Pembelajaran
Kegiatan evaluasi sangat
penting untuk mengatur sejauh mana keberhasilan siswa maupun guru dalam proses
belajar mengajar.
Yang perlu diperhatikan dengan evaluasi
dalam pendidikan islam adalah karena tujuan pendidikan memiliki keistimewaan
untuk menyembah dan berbakti kepada Allah sepanjang hayat. Maka criteria
penilaian juga harus berlainan dengan pendidikan dari falsafah-falsafah lain.
Penilaian dalam pendidikan muslim menurutnya, tidak semestinya bersifat
materialistik, artinya ganjaran materi jangan terlalu diutamakan kalaupun
dipergunakan harus ditunjukkan bahwa hanyalah sebagai alat bukan tujuan.
Sumber : Buku Filsafat Pendidikan Islam
Pengarang : Dr. Mahfud Junaedi,M.Ag
Deskripsi : Ringkasan Filsafat Pendidikan Islam
0 komentar:
Post a Comment