MEMBANGUN
WAWASAN FILSAFAT ISLAM
A.
Pengertian Dan Objek Kajian Filsafat
Islam
Filsafat
merupakan bidang kajian/ilmu pengetahuan manusia yang komplekas yang di
hasilkan dari aktifitas radikal , komprehensif universal dengan analisis ,
sintesis , spektakulatif dan preskriptif tentang segala realitas yang ada
(being) baik berupa manusia , alam dan tuhan , sejauh kemampuan akal budi
manusia , yang di dorong oleh sikap filosofis sehingga mampu menghasilkan berbagai
macam teori baik metafisika/ ontologi , epistemologi dan aksiologi sebagai
upaya untuk memenuhi hakikat kebenaran untuk menggapai kebahagiaan dan
kesejahteraan dalam hidup dan kehidupan manusia .intisari filsafat adalah
berfikir secara mendalam , berfikir menurut logika dan berfikir secara bebas .
filsafat menurut filusum filusum :
A. Al
kind, filsafat merupakan pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu sejauh yang
mungkin bagi manusia , sebab akhir dari pengetahuan teoretis filsuf adalah
untuk memperoleh kebenaran dan untuk bertindak sesuatu dengan benar.
B. Al
fabi filsafat , ilmu pengetahuan tetang alam yang maujud dan bertujuan
menyelidik hakikat sebenarnya.
C. Fakhry , filsafat islam merupakan produk dari
proses intelektual yang kompleks karena melibatkan banyak bangsa , seperti
siria , arab , persia , turki dan lain sebagainnya.
D. L.
gardet dan m. anawasi , filsafat islam sebagai filsafat yang secara esensil
berinspirasi platonis dan aristotelis
E. Ibrahim
madzkur , filsafat islam adalah segala studi filsfat yang di tulis dalam dunia
islam baik penulisnya orang islam , nasrani , maupun yahudi .
F. M.
sharif khan dan M. anwar saleem menuliskan :
Muslim
philosophy can be understood in the following way :
1. It
contains the thought of those muslim thinker who thought on the Iines of greek philosophers.
2. It
contains the thought of those muslim thinkers who rejected lines of greek
philosophers and abased it on islami.
3. In
includes within its scope the strict philosophy of the qur’an and the hadist as
well as the ideas of differend schools
of thought that arose in islami from time to time.
4. It
includes the thoughts of muslim thinkers in general pertaining to the problems
of philosophy .
Dari
pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa filsafat yang di dalamnya memuat
pemikiran para muslim tentang permasalahan permasalahan filsafat , baik yang
sejalan maupun yang tidak sejalan dengan para
filsuf yunani dan termasuk di dalamnya filsafat tentang al quran dan al
hadist dan aliran aliran pemikiran yang beraneka ragam yang muncul dalam islam dari waktu ke waktu .
Dari
penjelasan tersebut karakteristik filsafat islam di pandang dari segi
keseluruhan , yaitu :
1.filsafat
islam mempunyai kesatuan yang tak terbantahkan , terlepas dari adannya
keanekaragaman tempat di mana ia tumbuh dan bagaimana ia berkerja .
2.filsafat
islam merupakan bagian dari gejala pemikiran yunani.
3.filsafat
islam bermaksud menjadi kebijaksanaan .
4.filsafat
islam mengandung unsur unsur keagamaan yang di ambil dari al-quran .
Objek
kajian filsafat islam , tidak berbeda dengan filsafat pada umumnya , objek
material filsafat islam adalahh semua realitas wujud (being) , dan objek
formanya yaitu sebab sebab yang terdalam dari realitas wujud , dengan
menggunakan sudut pandang islam . perbedaannya terletak pada sudut pandangnya
(point of view) yang digunakan oleh pemikiran muslim baik secara ontologi ,
etimologi , maupun aksiologi , sehingga melahirkan pandangan dunia (world view)
yang berbeda dengan filsafat pada umumnya yaitu pandangan dunia yang islam .
filsafat islam dengan sudut pandang yang religius , tidak mengabaikan problematik – problematik
mendasar dari filsafat . oleh karena itu , filsafat memaparkan secara luas
tentang teori ada (ontologi) , menunjukkan pandangan tentang waktu , ruang ,
materi dan kehidupan . filsafat islam juga membahas persoalan epistemologi ,
maka ia membedakan antara jiwa dan akahl yang bersifat fitrah dan yang di cari
benar dan salahnya , serta membedakan antara dugaan dan kepastian.
Luasnya
lapakan kajian terdapat pengklasifikasian oleh para filosof :
a. Al
kind : 1)ilmu fisika. 2) ilmu matematika .3) ilmu ketuhanan .
b. Al
farabi :1) filsafat teoretis yaitu mengetahui sesuatu yang ada , dimana
seseorang tidak bisa mewujudkannya dalam perbuatan . 2) filsafat praktis yaitu
mengetahui sesuatu yang seharusnya di wujudkan dalam perbuatan dan menimbulkan
kekuatan untuk mengerjakan bagian bagian yang baik.
c. Ibnu
sina : filsafat teoretis dan praktis.
Filsafat
islam adalah pemikiran radikal tentang segala realitas wujud (being) , tuhan ,
manusia , alam untuk menemukan hakekat kebenaran yang tertinggi dengan
menggunakan sudut pandang (point of view) islam , sedemikian rupa sehingga
filsafat islam merupakan pandangan dunia (word view) yang islami .
B. Hubungan
Filsfat Islam Dan Filsafat Yunani
Fahlu
rahman dalam bukunnya yang berjudul islma menjelaskan bahwa bahan bahan yang di
pakai untuk menyusun sistem filsafat islam adalah bahan bahan yunani atau yang
di sebut ide ide yunani . oleh karena itu dalam materi atau isinya , sifatnya
adalah sama sekali hellenistik . tetapi konstruksi aktualnya , yakni sistem itu
sendiri , sangat jelas bermerek islam .filsafat yunani aristoteles , merujukkan
utama dan menjadi spirit dan motivasi bagi filusuf muslim dalam
mengkonstruksikan pemikiran filosofisnya. Dengan kata lain para filsafat yunani
adalah guru dari para filusuf muslim .
Jauh
sbelum islam lahir , yang di tandai munculnya nabi muhammad saw pada abad ke 6
M . peradaban yunani telah lebih dahulu berkembang begitu pesat , terutama
dalam bidak kebudayaan dan peradapan serta filsafat . di yunani telah mulai
berkembang suatu sikap atau pandangan dunia baru , di mana orang mulai mengenal
jawaban jawaban tentang rahasia rahasia alam semesta .para filosof alam , pada
masa dulu belum pada tahu atau memang belum meyakini adanya tuhan.bagi thales
dasar dari segala gerak yang ada di alam ini adalah airlah yang membentuk
menjadi tanah , batu , besi , tumbuhan, binatang dan sebagainnya . menurut
heracleitos bukan air atau udara , tetapi apilah yang merupakan dasar dari segala
gerakan dan perubahan . sedangkan menurut democritos datang dengan atom . atom
lah yang terapung di angkasa yang bersatu memadat menjadi bumi dan langit.
Sedangkan aristoteles , berpendapat bahwa dasar segala gerak di alam ini adalah
pergerakan pertama yang tak bergerak.pergerakan pertama inilah yang menjadi
asal segala gerak . ialah yang menggerakkan panas , udara , air dan tanah
menjadi tumbuhan , tumbuhan menjadi binantang , binatang menjadi manusia .
Di
antara para filsuf yunani , aristoteles merupakan tokoh intelektual paling
penting dan paling berpengaruh bagi perkembangan filsafat islam dan bahkan
filsafat barat . semua itu di sebab kan karena warisan warisan aristoteles yang
mencakup berbagai bidang , di antarannya kedokteran , fisika , etika, politik ,
logika , hingga metafisika.
Pada
akhir abad pertama hijriyah khalifah umar bin abdul aziz , menginginkan supaya
semua buku ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat seperti
kedokteran , fisika , kimia , matematika di keluarkan dari perpustakaan agar
dapat di pelajari kau muslim .
Setelah
itu terjadi gerakan penerjemah di lembaga
Bait al Hikmah ini mendapat dukungan penuh dari pemerintahan dinasti
abbasiyah , baik dukungan anggarap , maupun dukungan polotik .
Para
penerjemah yang ada di bait al hikmah yaitu , Yuhanna Ibnu Masawwaih , Hunain
Ibnu Ishaq , Ishaq Ibnu Hunain , Tsabit Ibnu Qurrah , Abu Bishr Matta , Yahya
Ibnu Adi , Abu Utsman Al Dimasyqi .
Dari
karya karya terjemahan di bait al hikmah inilah , umat islam , khusunya para intelektual
muslim mempelajari dan mengkaji pemikiran para filsuf klasik yunani. Atau
dengan kata lain telah terjadi kontak secara tidak langsung antara intelektual
muslim dengan para filsuf yunani.
Sebenarnya
kau muslim tidak bermaksud mengutip pemikiran filsafat dari pihak manapun ,
mereka tidak menaruh perhatian pada soal tersebut , bahkan tidak berniat
mengutip ilmu apapun , dan tidak pernah memikirkannya . kalau dikemudian hari
ada sebagian ilmu ilmu yang merembas ke dalam pemikiran orang islam semata mata
karena keharusan yang tidak bisa di pungkiri , karena seakin erat hubungan
mereka dengan bangsa lain di sekitar negara .
C.
Mengenal Sosok Filsuf Muslim
Pada
bagian ini akan diuraikan secara sekilas dan singkat beberapa filsuf Muslim,
yaitu: Al-Kindi, Al-Farabi, Al-Dhazali, Ibnu Rusyd, dan Syuhrawardi.
1. Al-Kindi
(801-866)
Al-Kindi bernama asli Yusuf Ya’qub ibn
Ishaq al-Kindi. Dia keturunan suku Kindah dari negeri Yaman, Al-Kindi
dilahirkan di Kufah sekitar tahun 185 H atau 801 M. Al-Kindi, filsuf Islam pertama,
telah memberikan kontribusi sangat luar biasa bagi peradaban Islam, karena ia
adalah sebagai orang pertama yang merintis jalan menyesuaikan filsafat
Yunanai dengan prinsip-prinsip ajaran
Islam sehingga lahirlah filsafat Islam, tentang persoalan agama, Al-Kindi
setuju dengan teologi Mu’tazilah dimana ia berusaha memberikan struktur filosof
dan membangun relasi antara filsafat dan agama. Bagi Al-Kindi terdapat dua tipe
pengetahuan yang mungkin diperoleh manusia, yaitu pengetahuan Ilahi dan pengetahuan
manusiawi. Pengatahuan Ilahi memiliki derajat lebih tinggi dari pada
pengetahuan manusiawi, karena ia bisa mencapai kebenaran yang tidak akan pernah
dicapai oleh pengetahuan manusiawi.
Filsafat
Ketuhanan. Bagi Al-Kindi, topik utama yang dikaji metafisika
adalah tentang Tuhan Yang Maha Esa, Abadi, tak memiliki jenis dan spesies, tak
mengalami perubahan yang mengurangi kesempurnaanya, tidak terbatas dan
terkungkung oleh dimensi ruang dan waktu dan gerak. Filsafat Jiwa.Al-Kindi mendefinisikan jiwa sebagai “elemen yang
memiliki kesempurnaan dan kehormaan, kedudukan luhur, dan substansinya berasal
dari substansi Sang Pencipta, seperti sinar matahari yang berasal dari
matahari. Oleh karena itu, jiwa akan tetap kekal setelah kematian. Menurut
Al-Kindi, jiwa manusia terbagi menjadi tiga daya, seperti pendapat Plato, yaitu
jiwa syahwat, jiwa emosional, dan jiwa rasional, atau menurut Aristoteles
yaitu, 1) Jiwa tumbuh-tumbuhan (makan, tumbuh, dan berkembang biak, 2) Jiwa
Hewani, fungsiny adalah penginderaan, gerak dan ditambah jiwa tumbuh-tumbuhan),
dan 3) Jiwa rasional, yang dikhususkan untuk manusia.
Teori
akal/intelek, Akal atau daya rasionalberfungsi untuk
memaham bentuk bentuk rasional yang bebas dari materi, atau untuk memahami
hal-hal yang bersifat kulliyat (keseluruhan) seperti spesies dan genus.
Al-Kindi membedkan empat bentuk akal yang sebenarnya merupakan tahapan-tahapan
proses pemahaman hal-hal yang rasional, Tahapan-tahapan itu adalah 1) active
intellect. Akal atau Intelek aktif ini merupakan semua akal dan semua objek
pemikiran 2) latent or potential intellect, Akal potensial yaitu kesiapan yang
ada pada manusia untuk memahami hal-hal yang rasional 3)acquired intellect,
akal yang berubah jiwa, dari potensi menjadi aktual, 4) manifest intellect, or
intellect in action, Akal lahir, yaitu jika akal serius memahami hal-hal yang
rasional atau mengubahnya menjadi yang lain, maka pada saat itu ia disebut akal
lahir.
2. Al-Farabi
(872-925)
Al-Farabi
bernama asli Abu Nasr Muhammad ibn Muhammad ibn Tarkhan ibn Uzlagh al-Farabi,
dia dilahirkan pada tahun 259 H atau 872 M di distrik Wasij provinsi Farab,
tanah Khurasan yang terletak dipinggir sungai Saijun Turkisman, Al-Farabi
sangat terkenal dengan penguasaanya terhadap berbagai bahasa, cerdas, berfikir
ernih, semangat tinggi, dan menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan
dimasanya. Al-Farabi adalah seorang tokoh yang lebih senang menyendiri,
berzuhud, merenung, berfikir, serta menjauhi kehidupan yang serba mewah,
foya-foya dan materialistik. Al-Farabi adalah penafsir dan perangkum terbaik
buku-buku Aristoteles, ia menulis komentar atau penjelasan atas buku Ctegories,
Hermeneutics, Prior dan Poterior analytics, Sophistics, Retorics, peotics,
Physics, De Caelo, Nichomachean Ethics, dan Meterology serta metaphysics. Filsafat
Al-farabi sebenarnya merupakan campuran antara filsafat Aristoteles dan
Meo-Platonisme dengan pemikiran keislaman yang jelas dan corak aliran Syi’ah
Imamah,
Filsafat
Ketuhanan, menurut Al-farabi adalah wujid (being) yang nayta
dengan sendirinya, (wajib al-wujud lidzatihi). Wujud ini adalah wujud yang
tabiatnya itu sendiri menghendaki wujud-Nya, Ia adalah Sebab Yang Pertama bagi
semua wujud, Wujud Yang Wajib in9 dinamakan Tuhan (Allah). Dalam pandangan
Al-Farabi, Wujud Pertama ini mestilah bersifat (1) Sempurna, bebas dari segala
kekurangan. (2) Abadi, tak mengalami kehampaan. (3) bukan gabungan dari materi
dan bentuk (4). Tak tergantung atau swadaya, Teori Jiwa. Al-Farabi mendefinisikan jiwa sebagaimana definisi
Aristoteles, yaitu “kesempurnaan awal bagi fisik yang bersifat alamiah,
mekanistik, dan memiliki kehidupan yang energik. Dari segi daya atau
kemampuanya, menurut Al-Farabi, jiwa manusia memiliki tiga daya, yaitu (1).
Jiwa tumbuh-tumbuhan, yang terdiri atas daya nutrisi yng berfungsi memberikan makanan
dengan mengubah makanan menjadi bentuk tubuh, (2). Jiwa hewani, terdiri atas
daya persepsi adalah kemampuan menerima gambaran atas objek dan daya penggerak
adalah daya yang terdapat dalam otot dan syaraf, yang mendorong gerak untuk
mewujudkan pekerjaan yang di inginkan, termasuk daya ini adalah saya syahwat
dan emosi, (3). Jiwa rasional dan sering juga di istilahkan ole Al-farabi
dengan daya rasional atau akal adalah jiwa yang menjadi alat manusia untuk
merasionalkan hal hal yang asional, sehingga mampu terdiri dri akal praktis
untuk menyimpulkan tugas-tugas kemanusiaan, perilaku moral, dan pekerjaan
profesi maupun keahlian. Teori
Pengetahuan. Manusia manurut
Al-farabi memperoleh pengetahuan tentang segala sesuatu melalui dyaa berfikir,
daya mengkhayal, dan daya mengindra.
3. Al-Ghazali
(1058-1111)
Al-Ghazali
bernama asli Abu Hamid Muhammad ibn Muammad ibn Al-Thusi Al-Syafi’i Al-Ghazali,
lahir di Thus pada tahun 450 H atau 1058 M, ayahnya pembuat tenunan wool (itu
sebabnya ia diberi nama Ghazzal) ia adalah seorang diantara para pemikir Islam
terbesar, seorang pemikir yang sangat produktif, meninggalkan banyak karya
monumental, yang sangat berarti bagi perkembangan dan kemajuan studi Islam
hingga saat ini. Kritisisme Al-Ghazali
dalam salah satu karyanya, Tahafut al-Falasifah, AlGhazali memberikan kritik
pedas kepada para filsuf Muslim pendahulunya. Kritik yang kadang disalah
fahami, karena ia dituduh sebagai biang kerok kemandegan bahkan kemunduran
filsafat didunia Islam.
Teori Jiwa, Al-Ghazali mengikuti pendapat Ibnu Sina,
Al-Farabuu, dan Aristoteles tentang jiwa. Bahkan jiwa terdiri atas tiga macam
yaitu Jiwa tumbuh tumbuhan, jiwa hewan, dan jiwa manusia. Teori Pengetahuan, dalam perspektif Al-Ghazali, ilmu pengetahuan
manusia dapat diperoleh melalui tiga sarana pokok, yaitu panca indera, akal,
dan intuisi,
4. Ibnu
Rusyd (1126-1198)
Ibnu
Rusyd bernama asli Abl al-Walid bin Muhamamd ibn Ahmad ibn Rushd, dalam bahasa
latin Averroes, dilahirkan di Cordova Spanyol pada tahun 520 H atau 1126 M.
Ibnu Rusyd adalah seorang ilmuan besar dan anotor ulng terhadap filsafar
Aristotele. Pengetahuan Tuhan tentang objek-objek partikular adalah soal lain yang dijadikan
pangkal oleh Al-Ghazalai atas para filsuf. Ibnu Rusyd menjelaskan bahwa para
filsuf tidak membantah bahwa Tuhan mengetahui keragaman makhluk-makhluk secara
partikular.
5. Suhrawardi
(1153-1191)
Nama
lengkap Suhrawardi adalah ‘Abu al-Futuh Yahya ibn Habasy ibn ‘Amirak
al-Suhrawardi, lahir pada tahun 549 H atau 1153 M di Suhraward, sebuah kampung
di kawasan Jibal, Iran Barat Laut dekat Zanjan. Sumber Mazhab Isyraqi. Filsafat
illuminasionis Suhrawardi disintesiskan dari berbagai sumber : yang pertama dan
yang paling utama meliputi sufisme, terutama kitab-kitab karangan Al-Hallaj dan
Al-Ghazali, yang Misykat al-Anwarnya memilki kaitan langsung dengan relasi
antara cahaya dan iman sebagaimana dipahami oleh Suhrawardi. Doktrin Teosofi,
menurut Suhrawardi, seluruh realitas tak lain berasal dari cahaya yang
mempunyai beragam tingkaan atau hiererki dan intensitas. Konsep iluminasi
Suhrawardi pada dasarnya erupakan bentuk pengembangan dari teori emansi
peripatetik Muslim, Al-Farabi, dan Ibnu Sina. Jadi, dapat dikatakan bahwa
filsafat iluminasi Suhrawardi merupakan konsep neo emansi, karena pada
dasarnya, iluminasi Suhrawardi bertolak dari konsep pelimpahan atau emansi yang
telah ada. Dengan ajaran teosofinya, Suhrawardi mampu membangun suatu cabang
aliran pemikiran baru dalam tradisi pemikiran Islam, sehingga wajar jika ia
digelari sebagai pendiri filsafat iluminasi.
Sumber : Buku Filsafat Pendidikan Islam
Pengarang : Dr. Mahfud Junaedi,M.Ag
Deskripsi : Ringkasan Filsafat Pendidikan Islam
0 komentar:
Post a Comment